fbpx

adab-membaca-al-quranSebagai kitab suci, al-Quran mempunyai adab tersendiri bagi orang yang membacanya. Adab tersebut sudah diatur dengan baik demi menjaga keagungan dan penghormatan terhadap al-Quran harus memper- hatikan adab-adab tersebut. Di antara adab-adab yang dimaksud ialah:

# Membaca Al-Qur’an dengan Tartil

Al-Quran harus dibaca dengan tartil sebagaimana diperintahkan oleh ALLAH swt. Dalam surat al-muzammil ayat 4.

Dan baca lah al-Quran dengan tartil. (Q.S  73 al-Muzzammil:4)

Ilmu tajwid merupakan washilah (perantara) bagi seseorang agar Dapat membaca al-Quran dengan tartil.

#Berusaha Memahami Kandungan Al-Qur’an

Bagi orang yang mengerti arti dan maksud ayat-ayat al-Quran, disunahkan membacanya dengan penuh perhatian dan perenungan akan maksud ayat tersebut. Cara membaca seperti inilah yang dikehen-daki, yakni tatkala lidah bergerak membaca, hati turut memperhatikan serta memikirkan isi kandungan ayatnya. Allah ta’ala berfirman:

Apakah merek tidak memperthatikan (isi) al-Quran (Q.S 4 an-Nisa’: 82)

Rasulullah saw.. sering menangis tatkala membaca al-Quran karena meresapi ayat yang tengah dibaca. Demikian pula dengan para sahabatnya r.a. banyak yang mencucurkan air mata ketika membaca  ayat ayat Allah yang menggambarkan nasib yang akan ditanggung oleh orang-orang yang berdosa.

#Membaca Al-Qur’an dengan Suara yang Merdu

Disunahkan membaca al-Quran dengan suara yang merdu dan bagus sehingga menambah keindahan al-Quran. Rasulullah saw. Bersabda:

Hendaklah kalian menghiasi al-Quran dengan suara kalian (yang merdu). (H.R. Ahmad)

Membaca al-Quran dengan suara yang merdu tetap wajib memper- hatikan berbagai aturan dan ketentuan dalam Ilmu Tajwid. Jika seseorang mempelajari seni membaca al-Quran dengan tujuan agar dapat menghias al-Quran lewat alunan suaranya yang merdu, maka Ilmu Tajwid menjadi syarat baginya sebelum ia mendalami seni Tersebut. Adalah naif bila seorang qari membaca al-Quran dengan suara yang merdu dan irama yang indah tetapi cara membacanya salah, sehingga yang terjadi bukan lah menghias al-Quran melainkan merusak al-Quran.

#Berwudu terlebih dahulu

Sangatlah baik sebelum membaca al-Quran kita berwudhu terlebih Dahulu, karena kita hendak membaca kitab suci yang agung. Tatkala Membaca, mulut pun hendak nya dalam keadaan bersih atau tidak berisi makanan. Lebih baik lagi jika kita menggosok gigi terlebih dahulu. Namun demikian tidak terlarang hukumnya membaca al-Quran dalam keadaan berhadas kecil atau tidak dalam keadaan berwudhu. Imam al-Haramain mengatakan bahwa orang yang membaca al-Quran dalam keadaan berhadas kecil, tidak dikatakan melakukan perbuatan makhruh tetapi ia hanya meninggalkan sebuah keutamaan. Adapun yang di haramkan membaca al-Quran sedikit atau banyak adalah orang yang berhadas besar, seperti dalam keadaan junub atau haid. Walaupun demikian menurut imam an-Nawawi, melafalkan dengan lidahnya. Boleh juga bagi yang berhadas besar tersebut melihat mushaf dan membacanya dengan hati tanpa menggereakan lidah.

#Membaca Qur’an ditempat yang Suci

Disunahkan membaca al-Quran ditempat yang suci dan bersih. Dengan kata lain, jangan lah membaca al-Quran ditempat yang najis, kotor, atau hina. Asy-sya’bi berkata, ’’Adalah makruh membaca al-Quran di tiga tempat: kamar mandi, tempat buang air besar atau kecil, dan tempat penggilingan yang sedang berputar. ’’sedangkan menurut Abu maisarah, ‘’tidaklah dikatakan mengingat Allah, kecuali ditempat yang baik. ‘’ membaca al-Quran dijalanan tidak terlarang asalkan bacaan al-Qurannya tidak teganggu atau menjadi kacau. Jika terjadi gangguan atau kekacauan, sebaik nya tidak dilakukan sebagaimana Rasulullah saw. Melarang orang yang mengantuk membaca al-Quran karena dikawatirkan melakukan keslahan.

#Menghadap Kiblat

Disunahkan al-Quran diluar shalat dengan menghadap kiblat karena sebaik-baiknya tempat beribadah adalah menghadap kiblat. Seiring dengan itu pembaca al-Quran hendaknya duduk dengan tenang, penuh kekhusyuan, dan menundukan kepala pertanda khidmat. Inilah sikap yang paling mulia dan sempurna. Namun demikian, membaca al-Quran sambil berdiri,berbaring, atau tiduran, tetap dibolehkan dan berpahala. Allah ‘Azza wa jalla berfirman:

Sesungguh nya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) oraang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘’Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka perihalah kami dari siksa neraka. (Q.S. 3 Ali ‘Imran: 190-191)

#Membaca Isti’adzah dan Bassmalah terlebih dahulu

Sebelum memulai bacaan, disunahkan membaca isti’adzah dan bassmalah terlebih dahulu. Maksudnya adalah dalam rangka meminta hati dan pikiran tetap tenang saat membaca al-Quran. Niat dan amalan kita juga diluruskan semata-mata mengharap berkah-Nya. Perhatikan dalil-dalil berikut ini;

Apabila kamu membaca al-Quran,hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. (Q.S 16 an-nahl: 98)

Setiap urusan yang tidak dimulai dengan bismillah akan terputus (berkahnya). (H.R. Abu Dawud)

#Berlebihan dalam Cara Membaca

Tergolong sebagai perbuatan bid’ah membaca al-Quran dengan dinyanyikan dalam bentuk tar’id (suara pembaca menggelegar seperti halilintar atau memekik seperti orang kesakitan), tarqish (seperti orang bernyanyi sambil menari), dan tardid (membaca al-Quran yang diikuti jemaah pada setiap akhir bacaan dengan cara yang tidak tepat karena tidak mengindahkan bagian waqaf dan ibtida-nya).

#Berhenti saat ada keperluan/Gangguan

Apabila ketika membaca al-Quran, perut terasa ingin membuang angin atau mulut terasa hendak menguap, maka hentikanlah bacaan al-Quran sejenak untuk menyelesaikan hajat tersebut. Jika telah sempurna, barulah bacaan al-Quran dilanjutkan kembali (ibtida’) dari tempat yang cocok dan baik. Inilah adab yang bagus

#Tidak Memutus Bacaan kecuali pada batas yang telah ditentukan

Jangan lah memutuskan bacaan al-Quran sembarangan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain atau memenuhi hajat yang tidak mendesak. Tetapi hentikan lah bacaan sampai batas ayat/ lafazh al-Quran yang sempurna dan tidak tergolong sebagai Waqaf Qabih.

Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenan dengan adab membaca al-quran. Sebenaranya masih banyak adab-adab  lainnya yang tidak kami bahas disini. Kajian lengkap mengenai adab-adab membaca al-Quran dapat dilihat langsung At-Tibyan fi Adab Hamalatil Quran karya Imam an-Nawawi rahimahullah.

Akhirnya, semoga Allah yang maha penyayang senantiasa menjaga hati dan lisan kita dari kesalahan membaca ayat-ayat-Nya yang Agung, menaungi hidup kita dengan petunjuk-Nya yang lurus, serta memasukan kita kedalam golongan hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan selalu berkhidmat kepada al-Quran. Amin Ya Mujibas Sa-ilin.

Sumber: Pedoman Ilmu Tajwid Lengka oleh Ust. Acep Iim Abdurohim_Diponegoro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Admin
1
Chat Kami Sekarang
Assalamualaikum.. Kak, ingin berdonasi sekarang ?
Anda akan Terhubung dengan admin melalui WhatsApp